Kamis, 02 Mei 2013

Tebakan Ilmiah

"Apa yang punya kaki tapi tak kelihatan?. Lebih tinggi dari pepohonan. Menembus awan sangatlah tinggi, tapi tak pernah tumbuh sama sekali".
Jwban : Gunung

"Sepuluh kuda putih diatas bukit merah, mulanya mereka memamah lalu mengunyah, lalu berdiri diam tak berubah".
jwban : Gigi

"Tak bersuara, menangis. Tak bersayap terbang. Tak bergigi, menggigit. Tak bermulut, berbisik".
jwban : Angin

"Ada kotak dalam engsel tanpa kunci atau penutup, tapi didalamnya berisi emas hidup".
jwban : Telur

"Benda ini memakan segalanya. Burung, binatang, pohon, dan bunga. Mengerat besi, menggigit baja. Batu keraspun digilingnya".
jwban : Waktu

Dukungan Masyarakat Dalam Membangun Pendidikan di Sekolah


              Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan merupakan keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan, dan pelaksanaan pendidikan. Dalam sistem pemerintahan yang kebijakannya bersifat sentralistik, partisipasi masyarakat dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan tidak begitu dipermasalahkan, namun dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dewasa ini, tingginya partisipasi masyarakat dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan kebijakan tersebut.
            Partisipasi masyarakat dapat dikelompokkan secara kuantitatif dan kualitatif. Partisipasi kuantitatif menunjuk pada frekuensi keterlibatan masyarakat dalam implementasi setiap kebijakan, sedangkan partisipasi kualitatif menunjuk pada tingkat dan derajat keterlibatannya. Pertisipasi masyarakat juga dapat dilihat dari cakupannya, yaitu partisipasi secara sempit, partisipasi secara luas, dan partisipasi yang merupakan lawan dari kegiatan politik. Secara luas, partisipasi dapat diartikan sebagai demokratisasi politik. Di dalamnya masyarakat menentukan tujuan, strategi, dan perwakilannya dalam pelaksanaan kebijakan dan pembangunan. Secara sempit, partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan proses perubahan dan pengembangan masyarakat sesuai dengan arti pembangunan sendiri. Sebagai lawan dari kegiatan politik, partisipasi dapat diartikan sebagai upaya mendidik golongan-golongan masyarakat yang berbeda-beda kepentingannya untuk mengajukan secara rasional keinginannya dan menerima secara sukarela keputusan pembangunan.
            Dalam rangka desentralisasi dan demokratisasi pendidikan dalam konteks otonomi daerah, partisipasi masyarakat sangat diperlukan, dan masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran, Karena kerjasama diantara keduanya sangat penting dalam membentuk pribadi peserta didik. Dalam suasana yang demikian, sekolah sebagai lembaga social memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja terdidik. Sebagai partner masyarakat, sekolah akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang didalam lingkungan masyarakat, bahan bacaan, tontonan, dan kondisi social ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan pendidikan di sekolah. Sekolah juga harus bertanggung jawab terhadap perubahan masyarakat, yang dapat dilakukan melalui fungsi layanan bimbingan, dan forum komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Di sisi lain, kesadaran peserta didik untuk mendayagunakan masyarakat sebagai sumber belajar dipengaruhi oleh kegiatan dan pengalaman belajar yang diikutinya di sekolah.
            Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa sekolah dan masyarakat merupakan partnership salam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya:
     1)      Sekolah dengan masyarakat merupakansatu keutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik
     2)      Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyaraka, bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi  juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternative pemecahannya
     3)      Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik.

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional,  yaitu (1) adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah dengan kebutuhan masyarakat.; (2) ketetapan sasaran dan target pendidikan yang ditangani oleh sekolah ditentukan oleh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah dan masyarakat; dan (3) keberhasilan penunaian fungsi sekolahsebagai layanan pesanan masyarakat sangat dipengaruhi oleh ikatan objektif antara sekolah dan masyarakat. Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian, penghargaan, dan bantuan tertentu; seperti dana, fasilitas, dan bentuk bantuan lain, baik bersifat ekonomis maupun non-ekonomis, yang memberikan makna penting pada eksistensi dan hasil pendidikan (depdikbud, 1990: 5-9).
Sejalan dengan bergulirnya roda reformasi yang didorong oleh para mahasiswa dan masyarakat pada umumnya, persepsi dan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini, tertutama berangkat dari tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membekali anaknya dengan berbagai pengetahuan dan teknologi sebagai bekal menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Sebagaimana diungkapkan Leslie (1980) bahwa:
      School public relation is process of communication between the school and community for purpose for increasing citizen understanding of educational needs and practice and encouraging intelligent citizen interest and cooperation in the work of improving the school.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik, serta mendorong minat, dan kerjasama dalam usaha memperbaiki sekolah, karena komunikasi itu merupakan lintasan dua arah, yaitu dari arah sekolah ke masyarakat, dan sebaliknya.
Hubungan dengan masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dari keikutsertaan dalam program sekolah. Manfaat dapat diartikan luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan sekolah. Jadi, prinsip menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah dapat saling memberikan kepuasan. Salah satu jalan penting untuk membina hubungan dengan masyarakat adalah dengan menetapkan komunikasi yang efektif.
Pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak saying”, harus dijadikan dorongan bagi sekolah untuk memperkenalkan program dan keinginannya kepada masyarakat. Program dan kegiatan yang dikembangkan harus menguntungkan keua belah pihak (mutualisme), sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat secara langsung ketika mereka membantu program sekolah. Untuk kepentingan tersebut, dan dalam rangka menggalang partisipasi masyarakat, sekolah dapat mengembangkan berbagai program sebagai berikut.
     1)      Melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, seperti bakti social untuk kebersihan lingkungan, dan membantu lau lintas di sekitar sekolah. Program sederhana seperti itu, secara perlahan tapi pasti akan menumbuhkan simpati masyarakat, dan mendorong mereka untuk berpartisipasi.
     2)      Mengdakan open house yang member kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai program dan kegiatan sekolah. Dalam kesempatan ini sekolah hendaknya menonjolkan program-program yang dapt menarik minat masyarakat dan mendorong mereka untuk berpartisipasi.
     3)      Mengembangkan bulletin sekolah, majalah dan lembar informasi secara berkala. Bulletin sekolah, majalah, dan lembar informasi tersebut hendaknya memuat berbagai kegiatan dan program sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat
     4)      Menghadirkan tokoh masyarakat untuk menjadi narasumber, pembicara, atau Pembina suatu program sekolah. Misalnya mengundang dokter yang tinggal di sekitar sekolah menjadi narasumber, pembicara atau membina program kesehatan sekolah.
     5)      Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam perayaan hari nasional dan keagamaan.
Penyusunan dan pelaksanaan berbagai program diatas, harus senantiasa melibatkan tokoh masyarakat, sehingga mereka dapat mempromosikan lebih lanjut kepada masyarakat luas. Secara lebih operasional, kepala sekolah dapat menggalang partisipasi masyarakat melalui dewan pendidikan, komite sekolah, rapat bersama, konsultasi, radio, televisi, surat, telepon, pameran sekolah, dan ceramah.
            Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan sekolah dengan komite sekolah untuk mendapatkan dukungan masyarakat dalam membangun sekolah efektif. Pertama, menawarkan sanksi terhadap masyarakat yang tidak mau berpartisipasi, baik berupa hukuman, denda, dan kerugian-kerugian yang harus diderita pelanggar. Kedua, menawarkan hadiah kepada mereka yang mau berpartisipasi. Ketiga, melakukan persuasi bahwa keikutsertaan masyarakat dalam pendidikan di sekolah akan menguntungkan masyarakat sendiri, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Keempat, menghimbau masyarakat agar turut berpartisipasi melalui serangkaian kegiatan. Kelima, menghubungkan partisipasi masyarakat dengan layanan sekolah yang lebih baik. Keenam, menggunakan tokoh masyarakat yang memiliki khayalak banyak untuk ikut serta dalam kegiatan sekolah, agar masyarakat banyak yang menjadi pengikutnya juga sekaligus ikutserta dalam kegiatan pendidikan yang diimplementasikan di sekolah. Ketujuh, menghubungkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah dengan kepentingan mereka yang terlayani dengan baik. Kedelapan, menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah untuk mewujudkan aspirasinya.


Rabu, 01 Mei 2013

Kunjungan Industri Elektro FT UM di PJB Gresik 2013

Diawal bulan april 2013, jurusan teknik elektro universitas negeri malang melaksanakan kunjungan industry bagi mahasiswa semester ke-4. Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini bertujuan untuk membekali para mahasiswa agar mengenal dunia industry sebagai tempat untuk praktek kerja bagi mereka. Bebagai industry yang kami kunjungi antara lain: Bursa Efek Surabaya, PT. XL Axiata Surabaya, PT. Cocacola Surabaya, PT. Petrokimia Gresik, dan PJB Gresik. Namun semua industry ini tidak kami tuju, melainkan kami dibagi dari berbagai rombongan yang disesuaikan dengan program studi masing-masing mahasiswa. Khusus untuk program studi pendidikan teknik elektro hanya mengunjungi PT. Petrokimia Gresik dan PJB Gresik, sedangkan sisanya dikunjungi mahasiswa dari program studi pendidikan teknik informatika. Kunjungan ini tepatnya dilaksanakan tanggal 3 dan 4.
Kebetulan saya mendapat jatah untuk mengunjungi PJB Gresik pada tangggal 4 april 2013 bersama 57 mahasiswa dan dosen. Berangkat dari univ. negeri malang at 5.30 am, kami menempuh perjalanan dari malang ke gresik selama kira2 4 jam menggunakan bis. At 09.30 kami sampai di pintu masuk PJB Gresik, memberikan surat pengantar kunjungan industry ke pihak recepsionis dan kamipun disilakan untuk menuju ke gedung knowledge center PJB Gresik.  Didepan knowledge center terdapat sebuah giant rotor dari turbin uap yang sudah tidak dipakai lagi.


Knowledge center merupakan gedung yang digunakan untuk mengenal, memahami, dan mengetahui tentang PJB secara umum. Disini kami mendapatkan berbagai macam ilmu tentang proses pembangkitan listrik, baik yang berasal dari uap, gas, maupun uap dan gas. PJB gresik sendiri dapat menghasilkan listrik sebesar 2218 MV dengan rincian: PLTU 600MW , PLTG 40MW, PLTGU 1500MW. Setelah sekitar 1 jm didalam ruang kamipun berkeliling PJB menggunakan bis dan berhenti di desaltion atau mesin yang digunakan untuk mengubah air garam menjadi air tawar dalam proses penguapan. “PJB Gresik memiliki luas area 78 Ha dengan jumlah pembangkit 18 unit”, tutur pembimbing kunjungan dari perusahaan tersebut. Setelah sekitar beberapa menit di desaltation, kamipun kembali ke Knowledge Center dan kemudian meneruskan perjalanan pulang ke Malang. Dan tiba di Malang sekitar pukul 4 sore. 


Rancangan Kontrol Pemadam Kebakaran Menggunakan PLC


Blok perancangan perangkat keras sistem pemadam kebakaran pada makalah ini meliputi unit masukan, PLC sebagai pengendali, dan unit keluaran. Koneksi antara peralatan masukan dan keluaran dengan terminal-terminal PLC CPM 1A dapat dilihat pada gambar berikut.




Diagram Tangga (Ladder diagram)
            Diagram ini menggunakan beberapa instruksi untuk merancang perangkat lunak diagram tangga sistem pemadam kebakaran. Berikut ladder diagram dari sistem pemadam kebakaran.



Gambar diatas memperlihatkan diagram tangga PLC untuk PLC untuk sistem pemadam kebakaran. Berikut ini adalah keterangan instruksi tangga pada diagram tangga sistem pemadam kebakaran:
00                          : Sensor asap
01                          : sensor suhu
02                          : Tombol manual hidup/mati (push button switch)
P0                          : Buzzer
P1                          : Pompa wiper
M0                         : Memori dalam PLC
TIM 000 #0200     : On delay timer, yaitu menunda waktu hidup selama selang waktu 2 detik
TIM 000                : No. timer 

Berikut prisip kerja alur diagram tangga diatas:
Jika terdeteksi asap, 00 bernilai 1 mengakibatkan P0 bernilai 1.
Jika suhu diatas 40 derajat celcius, maka 01 bernilai 1 mengakibatkan P1 dan P0 bernilai 1
Tombol manual, 02 bernilai 1 mengakibatkan M0 bernilai 1. M0 bernilai 1 mengakibatkan P1 dan P0 bernilai 1. M0 bernilai 1 mengakibatkan penundaan waktu hidup selama selang waktu 2 detik. Selama selang waktu dua detik, nilai timer TIM 000 bernilai 0. Nilai TIM 000 bernilai 1 pada saat waktu mencapai 2 detik