"Apa yang punya kaki tapi tak kelihatan?. Lebih tinggi dari pepohonan. Menembus awan sangatlah tinggi, tapi tak pernah tumbuh sama sekali".
Jwban : Gunung
"Sepuluh kuda putih diatas bukit merah, mulanya mereka memamah lalu mengunyah, lalu berdiri diam tak berubah".
jwban : Gigi
"Tak bersuara, menangis. Tak bersayap terbang. Tak bergigi, menggigit. Tak bermulut, berbisik".
jwban : Angin
"Ada kotak dalam engsel tanpa kunci atau penutup, tapi didalamnya berisi emas hidup".
jwban : Telur
"Benda ini memakan segalanya. Burung, binatang, pohon, dan bunga. Mengerat besi, menggigit baja. Batu keraspun digilingnya".
jwban : Waktu
aw..aw..aw..
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Belajar Sekarang dan Seterusnya
Kamis, 02 Mei 2013
Dukungan Masyarakat Dalam Membangun Pendidikan di Sekolah
Partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pendidikan merupakan keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik
membangun, dukungan, dan pelaksanaan pendidikan. Dalam sistem pemerintahan yang
kebijakannya bersifat sentralistik, partisipasi masyarakat dalam
kebijakan-kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan tidak begitu
dipermasalahkan, namun dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi
pendidikan dewasa ini, tingginya partisipasi masyarakat dapat dijadikan tolok
ukur keberhasilan kebijakan tersebut.
Partisipasi masyarakat dapat
dikelompokkan secara kuantitatif dan kualitatif. Partisipasi kuantitatif
menunjuk pada frekuensi keterlibatan masyarakat dalam implementasi setiap
kebijakan, sedangkan partisipasi kualitatif menunjuk pada tingkat dan derajat
keterlibatannya. Pertisipasi masyarakat juga dapat dilihat dari cakupannya,
yaitu partisipasi secara sempit, partisipasi secara luas, dan partisipasi yang
merupakan lawan dari kegiatan politik. Secara luas, partisipasi dapat diartikan
sebagai demokratisasi politik. Di dalamnya masyarakat menentukan tujuan,
strategi, dan perwakilannya dalam pelaksanaan kebijakan dan pembangunan. Secara
sempit, partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam
keseluruhan proses perubahan dan pengembangan masyarakat sesuai dengan arti
pembangunan sendiri. Sebagai lawan dari kegiatan politik, partisipasi dapat
diartikan sebagai upaya mendidik golongan-golongan masyarakat yang berbeda-beda
kepentingannya untuk mengajukan secara rasional keinginannya dan menerima
secara sukarela keputusan pembangunan.
Dalam rangka desentralisasi dan
demokratisasi pendidikan dalam konteks otonomi daerah, partisipasi masyarakat
sangat diperlukan, dan masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam
melaksanakan pendidikan dan pembelajaran, Karena kerjasama diantara keduanya
sangat penting dalam membentuk pribadi peserta didik. Dalam suasana yang
demikian, sekolah sebagai lembaga social memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai
partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja terdidik. Sebagai partner
masyarakat, sekolah akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang didalam
lingkungan masyarakat, bahan bacaan, tontonan, dan kondisi social ekonomi dapat
mempengaruhi kegiatan pendidikan di sekolah. Sekolah juga harus bertanggung
jawab terhadap perubahan masyarakat, yang dapat dilakukan melalui fungsi
layanan bimbingan, dan forum komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Di
sisi lain, kesadaran peserta didik untuk mendayagunakan masyarakat sebagai
sumber belajar dipengaruhi oleh kegiatan dan pengalaman belajar yang diikutinya
di sekolah.
Berdasarkan kondisi tersebut, dapat
dikemukakan bahwa sekolah dan masyarakat merupakan partnership salam berbagai
aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya:
1) Sekolah
dengan masyarakat merupakansatu keutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pembinaan pribadi peserta didik
2) Sekolah
dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyaraka,
bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi
juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari
alternative pemecahannya
3) Sekolah
dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan
dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara
optimal sesuai dengan harapan peserta didik.
Sekolah
dan masyarakat memiliki hubungan rasional,
yaitu (1) adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh
sekolah dengan kebutuhan masyarakat.; (2) ketetapan sasaran dan target
pendidikan yang ditangani oleh sekolah ditentukan oleh kejelasan perumusan
kontrak antara sekolah dan masyarakat; dan (3) keberhasilan penunaian fungsi
sekolahsebagai layanan pesanan masyarakat sangat dipengaruhi oleh ikatan objektif
antara sekolah dan masyarakat. Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian,
penghargaan, dan bantuan tertentu; seperti dana, fasilitas, dan bentuk bantuan
lain, baik bersifat ekonomis maupun non-ekonomis, yang memberikan makna penting
pada eksistensi dan hasil pendidikan (depdikbud, 1990: 5-9).
Sejalan
dengan bergulirnya roda reformasi yang didorong oleh para mahasiswa dan
masyarakat pada umumnya, persepsi dan pemahaman masyarakat akan pentingnya
pendidikan menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini, tertutama berangkat dari
tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membekali anaknya dengan
berbagai pengetahuan dan teknologi sebagai bekal menghadapi berbagai tantangan
di masa depan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Sebagaimana diungkapkan Leslie
(1980) bahwa:
School public relation is process of
communication between the school and community for purpose for increasing
citizen understanding of educational needs and practice and encouraging
intelligent citizen interest and cooperation in the work of improving the
school.
Kutipan
tersebut menunjukkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu
proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan
dan praktik, serta mendorong minat, dan kerjasama dalam usaha memperbaiki
sekolah, karena komunikasi itu merupakan lintasan dua arah, yaitu dari arah
sekolah ke masyarakat, dan sebaliknya.
Hubungan
dengan masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dari
keikutsertaan dalam program sekolah. Manfaat dapat diartikan luas, termasuk
rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat menyumbangkan kemampuannya bagi
kepentingan sekolah. Jadi, prinsip menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah
dapat saling memberikan kepuasan. Salah satu jalan penting untuk membina
hubungan dengan masyarakat adalah dengan menetapkan komunikasi yang efektif.
Pepatah
yang mengatakan “tak kenal maka tak saying”, harus dijadikan dorongan bagi
sekolah untuk memperkenalkan program dan keinginannya kepada masyarakat.
Program dan kegiatan yang dikembangkan harus menguntungkan keua belah pihak
(mutualisme), sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat secara langsung
ketika mereka membantu program sekolah. Untuk kepentingan tersebut, dan dalam
rangka menggalang partisipasi masyarakat, sekolah dapat mengembangkan berbagai
program sebagai berikut.
1) Melaksanakan
kegiatan kemasyarakatan, seperti bakti social untuk kebersihan lingkungan, dan
membantu lau lintas di sekitar sekolah. Program sederhana seperti itu, secara
perlahan tapi pasti akan menumbuhkan simpati masyarakat, dan mendorong mereka
untuk berpartisipasi.
2) Mengdakan
open house yang member kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai
program dan kegiatan sekolah. Dalam kesempatan ini sekolah hendaknya
menonjolkan program-program yang dapt menarik minat masyarakat dan mendorong
mereka untuk berpartisipasi.
3) Mengembangkan
bulletin sekolah, majalah dan lembar informasi secara berkala. Bulletin
sekolah, majalah, dan lembar informasi tersebut hendaknya memuat berbagai
kegiatan dan program sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat
4) Menghadirkan
tokoh masyarakat untuk menjadi narasumber, pembicara, atau Pembina suatu
program sekolah. Misalnya mengundang dokter yang tinggal di sekitar sekolah
menjadi narasumber, pembicara atau membina program kesehatan sekolah.
5) Membuat
program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam perayaan hari
nasional dan keagamaan.
Penyusunan
dan pelaksanaan berbagai program diatas, harus senantiasa melibatkan tokoh
masyarakat, sehingga mereka dapat mempromosikan lebih lanjut kepada masyarakat
luas. Secara lebih operasional, kepala sekolah dapat menggalang partisipasi
masyarakat melalui dewan pendidikan, komite sekolah, rapat bersama, konsultasi,
radio, televisi, surat, telepon, pameran sekolah, dan ceramah.
Ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan sekolah dengan komite sekolah untuk mendapatkan dukungan masyarakat
dalam membangun sekolah efektif. Pertama, menawarkan sanksi terhadap masyarakat
yang tidak mau berpartisipasi, baik berupa hukuman, denda, dan
kerugian-kerugian yang harus diderita pelanggar. Kedua, menawarkan hadiah
kepada mereka yang mau berpartisipasi. Ketiga, melakukan persuasi bahwa
keikutsertaan masyarakat dalam pendidikan di sekolah akan menguntungkan
masyarakat sendiri, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Keempat, menghimbau masyarakat agar turut berpartisipasi melalui serangkaian
kegiatan. Kelima, menghubungkan partisipasi masyarakat dengan layanan sekolah
yang lebih baik. Keenam, menggunakan tokoh masyarakat yang memiliki khayalak
banyak untuk ikut serta dalam kegiatan sekolah, agar masyarakat banyak yang
menjadi pengikutnya juga sekaligus ikutserta dalam kegiatan pendidikan yang
diimplementasikan di sekolah. Ketujuh, menghubungkan keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan sekolah dengan kepentingan mereka yang terlayani dengan baik.
Kedelapan, menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan sekolah untuk mewujudkan aspirasinya.
Rabu, 01 Mei 2013
Kunjungan Industri Elektro FT UM di PJB Gresik 2013
Diawal
bulan april 2013, jurusan teknik elektro universitas negeri malang melaksanakan
kunjungan industry bagi mahasiswa semester ke-4. Kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap tahun ini bertujuan untuk membekali para mahasiswa agar
mengenal dunia industry sebagai tempat untuk praktek kerja bagi mereka. Bebagai
industry yang kami kunjungi antara lain: Bursa Efek Surabaya, PT. XL Axiata
Surabaya, PT. Cocacola Surabaya, PT. Petrokimia Gresik, dan PJB Gresik. Namun
semua industry ini tidak kami tuju, melainkan kami dibagi dari berbagai
rombongan yang disesuaikan dengan program studi masing-masing mahasiswa. Khusus
untuk program studi pendidikan teknik elektro hanya mengunjungi PT. Petrokimia
Gresik dan PJB Gresik, sedangkan sisanya dikunjungi mahasiswa dari program
studi pendidikan teknik informatika. Kunjungan ini tepatnya dilaksanakan
tanggal 3 dan 4.
Kebetulan
saya mendapat jatah untuk mengunjungi PJB Gresik pada tangggal 4 april 2013
bersama 57 mahasiswa dan dosen. Berangkat dari univ. negeri malang at 5.30 am,
kami menempuh perjalanan dari malang ke gresik selama kira2 4 jam menggunakan
bis. At 09.30 kami sampai di pintu masuk PJB Gresik, memberikan surat pengantar
kunjungan industry ke pihak recepsionis dan kamipun disilakan untuk menuju ke
gedung knowledge center PJB Gresik.
Didepan knowledge center terdapat sebuah giant rotor dari turbin uap yang
sudah tidak dipakai lagi.
Knowledge
center merupakan gedung yang digunakan untuk mengenal, memahami, dan mengetahui
tentang PJB secara umum. Disini kami mendapatkan berbagai macam ilmu tentang
proses pembangkitan listrik, baik yang berasal dari uap, gas, maupun uap dan
gas. PJB gresik sendiri dapat menghasilkan listrik sebesar 2218 MV dengan
rincian: PLTU 600MW , PLTG 40MW, PLTGU 1500MW. Setelah sekitar 1 jm didalam
ruang kamipun berkeliling PJB menggunakan bis dan berhenti di desaltion atau
mesin yang digunakan untuk mengubah air garam menjadi air tawar dalam proses
penguapan. “PJB Gresik memiliki luas area 78 Ha dengan jumlah pembangkit 18
unit”, tutur pembimbing kunjungan dari perusahaan tersebut. Setelah sekitar beberapa
menit di desaltation, kamipun kembali ke Knowledge Center dan kemudian
meneruskan perjalanan pulang ke Malang. Dan tiba di Malang sekitar pukul 4
sore.
Rancangan Kontrol Pemadam Kebakaran Menggunakan PLC
Blok perancangan perangkat keras sistem pemadam kebakaran pada makalah ini meliputi unit masukan, PLC sebagai pengendali, dan unit keluaran. Koneksi antara peralatan masukan dan keluaran dengan terminal-terminal PLC CPM 1A dapat dilihat pada gambar berikut.
Diagram Tangga (Ladder diagram)
Diagram ini menggunakan beberapa
instruksi untuk merancang perangkat lunak diagram tangga sistem pemadam
kebakaran. Berikut ladder diagram dari sistem pemadam kebakaran.
Gambar
diatas memperlihatkan diagram tangga PLC untuk PLC untuk sistem pemadam kebakaran.
Berikut ini adalah keterangan instruksi tangga pada diagram tangga sistem
pemadam kebakaran:
00 : Sensor asap
01 : sensor suhu
02 : Tombol manual
hidup/mati (push button switch)
P0 :
Buzzer
P1 :
Pompa wiper
M0 :
Memori dalam PLC
TIM 000
#0200 : On delay timer, yaitu menunda
waktu hidup selama selang waktu 2 detik
TIM 000 : No. timer
Berikut
prisip kerja alur diagram tangga diatas:
Jika
terdeteksi asap, 00 bernilai 1 mengakibatkan P0 bernilai 1.
Jika suhu
diatas 40 derajat celcius, maka 01 bernilai 1 mengakibatkan
P1 dan P0 bernilai 1
Tombol manual, 02 bernilai 1 mengakibatkan M0
bernilai 1. M0 bernilai 1 mengakibatkan P1 dan P0 bernilai 1. M0 bernilai 1
mengakibatkan penundaan waktu hidup selama selang waktu 2 detik. Selama selang
waktu dua detik, nilai timer TIM 000 bernilai 0. Nilai TIM 000 bernilai 1 pada
saat waktu mencapai 2 detik
Langganan:
Postingan (Atom)